09 Mei 2009

Kehidupan Baru Unna

Ini adalah hari pertama kehidupan Yumna anak kami. Setelah di jahit dan dibersihkan, ba'da subuh aku dipindahkan ke kamar perawatan. Di sana sudah ada zauji , zahro dan ka Mila yang sedari tadi menunggu. Dengan susah payah aku dinaikan ke tempat tidur dengan infus yang masih melekat. Sungguh kondisi yang tidak nyaman dengan jahitan yang mengganggu. Kabar kalo aku sudah melahirkan tersiar pada seluruh keluarga. Meskipun sudah melahirkan kontraksi itu masih sering muncul sakit seperti saat mau melahirkan, kata Zahrah itu bagus karena merupakan tanda kalo rahimku mulai mengecil sedikit demi sedikit. Aku terus dirangsang untuk buang air kecil, kata dokter tidak boleh ditahan karena akan menghalangi kontraksi. Semakin teratur kontraksi datang maka akan semakin baik untuk pengembalian rahim ke bentuknya semula. Jadi meskipun dijahit Alhamdulillah aku beranikan diri untuk ke kamar kecil. Pertamanya sih di bantu tapi setelahnya aku bisa sendiri. Luka jahitan yang baru tidak apa-apa kok kena air, tidak akan infeksi yang penting di jaga kebersihannya.

Saat yang kutunggu akhirnya datang. akhirnya bidan datang juga membawa anakku yang sempat diinkubator karena kekurangan oksigen. Kutatap waja mungilnya, warna kulit yang merah dan rambut yang lebat "assalamu'alaikum nak, ini ummi"sapaku pertama kali sambil menggendongnya dengan tubuh yang bersandar. Setelah selesai, Zahrah mengambilnya karena aku harus berbaring kembali. Kulihat Zahro memberi susu formula pada bayi kecilku dengan sendok. Mulutnya yang tipis mungil begitu pintar menyedot tetesan demi tetesan " na' ummi minta maaf, belumpa' bisa kasi'ki susu"ada rasa sedih menyelinap tak bisa memberinya ASI pertamanya.

Tiga hari di RS akahirnya kami pulang juga. Puang nene menyambut kami dengan gembiranya. Meskipun ada yang menemani, perlahan kuurus keperluanku sendiri termasuk mencuci pakaian Unna (sapaan yumna). Pekan pertama semua serasa berbeda dibanding sewaktu hamil. Unna yang tergolong bayi besar selalu minta disusui, sungguh melelahkan dengan kondisi masih lemah harus begadang tiap malam sampai subuh. Punya anak bayi hidup jadi lebih berwarna, rasanya 24 jam tidak cukup bagiku untuk menunaikan tugasku mengurus anak, suami, rumah bahkan mengurus diripun terkadang lupa (he..he...biasa lo lupa mandi maklum ibu baru jadi belum terbiasa sesibuk ini).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan komentar