08 Mei 2009

Karunia yang Tertunda

Hingga pukul 17.30 sore (hari jum'at) batas waktu normal bayiku harus lahir tapi belum ada kemajuan kontraksi. Kata bidan senior yang sekarang sudah menanganiku ternyata pembukaanku belum maju-maju. Ada senyum kaku yang terpaksa kulepaskan saat bidan itu menyatakn menyerah, tidak mau ambil resiko menolong parsalinanku yang cukup sulit ini. " Nak kami disini senang bila bisa menolong, tapi anakmu itu terlalu besar sekitar 4,2 kilo. Lebih baik kedokter saja karena dalam kasus yang rumit mereka lebih berkompeten" . Kata-kata itu seperti setruman listrik membuatku mematung sejenak. Mataku mulai terasa berat tak tahan ingin menumpahkan bebannya, tapi terus kutahan jangan sampai menganak sungai di ruangan bidan. "Diskusikanmi dulu dengan suamita, kita cari solusinya sam-sama" kata bidan tersebut. Meski hatiku kecewa dan ada rasa sakit di sana, tapi terus kusemangati diriku meskipun hampir tiada sisa lagi setelah penjelasan itu. Rasanya begitu lama menunggumu wahai anakku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan komentar