27 Februari 2010

MasyaAllah… Si Kecilku Demam Nih

Bismillah. Awal babyku kena demam yang lumayan tinggi waktu berumur 7 bulan. Kami jadi panik Karena kata orang tua dan medis jangan sampai kelewat tinggi bisa fatal akibatnya. Ternyata si yumna mau tumbuh giginya 4 sekaligus. Semua berawal saat kami habis bepergian dari ta’lim. Maklum, Yumna anaknya alergian, kalau kepanasan si biang keringat muncul, terlalu dingin pun asmanya kambuh. Kali ini lagi episode Demam nih kami semua diuji untuk merawatnya. Karena terlalu banyak kena angin waktu di angkot habis ta’lim jadinya begitu. Seharian hanya panas trus malam berikutnya muncul bentol merah di bawah telinganya. Awalnya saya kira itu biasa karena gigitan nyamuk eh makin lama makin melebar dan tebal. Panasnya makin meninggi terutama di daerah yang memerah. Kami semua tidak bisa tidur malam itu, rengekan dan tangis yumna membuat kami siaga. Alhamdulillah sejak awal adik yang kuliah di kebidanan udah menyarankan untuk selalu siapkan thermometer di rumah jadi kalo panasnya kelewat dari ambang normal tidak usah ragu segera ke dokter. Setelah di cek dengan menancapkan thermometer ke ketiak yumna selama 2 menit alhamdulillah suhunya 27 derajat. Yah masih normal. Meski seperti itu puang nenenya yumna apalagi saya umminya nih tidak sabar menunggu pagi tiba untuk memastikan ada apa dengan yumna.

Setelah dari dokter ternyata benar yumna lagi mau tumbuh gigi plus dia juga lagi sakit mata jadi agak demam. “ bu’..pa’…kalo bayi kita demam coba terlebih dahulu diperiksa badannya. Karena biasanya demam itu akibat ada bagian tubuh anak yang sakit seperti bayi ibu matanya sakit, trus cek juga mulutnya apa ada sariawan atau mau tumbuh giginya” nasehat DSAnya Yumna .hhh…..terasa plong beban di dada ynag sejak kemarin tertahan. Duh… Unna’ ternyata mau tumbuh gigi ya sayang….barokallahu fiik. Lirihku dalam hati Alhamdulillah.

Oh iya …untuk ibu-ibu yang lagi ngalamin seperti pada bayi saya, berikut beberapa penjelasan tentang demam. Semoga bermanfaat.

================

Demam tak bisa dipisahkan dari proses tumbuh kembang. Terlebih di usia 0-12 bulan karena daya tahan tubuh bayi masih rendah sehingga mudah terinfeksi. Yang perlu menjadi perhatian, bayi baru lahir sampai usia 2-3 bulan belum memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang sempurna.

Meski mengalami infeksi cukup berat, bisa saja suhu tubuhnya tidak banyak mengalami perubahan. Untuk itu, perubahan perilaku merupakan tolak ukur yang lebih kuat ketimbang perubahan suhu tubuh. Di antaranya, bayi menjadi lemas, tampak tidak aktif, tidak mau minum, dan lain-lain.

Demam pada BayiDikatakan demam jika suhu tubuh meningkat menjadi 38 derajat Celcius atau lebih. Demam bisa terjadi secara mendadak, langsung tinggi dalam beberapa jam atau meningkat perlahan-lahan dalam beberapa hari. Orangtua perlu tahu, tingginya suhu tubuh tak dapat dijadikan indikasi bahwa penyakit yang diderita semakin parah. Yang jelas, saat itu tubuh sedang berusaha melakukan perlawanan terhadap penyakit akibat infeksi. Itulah mengapa, demam dapat reda dengan sendirinya dalam 1-2 hari dan tak selalu butuh pengobatan.

Akan tetapi, mengingat tidak semua bibit penyakit mati pada suhu tubuh tinggi, maka dianjurkan untuk membawa bayi ke dokter apabila suhunya mencapai 38,5 derajat Celcius. Dikhawatirkan infeksi yang terjadi tergolong berat dan tubuh tak dapat mengatasinya tanpa bantuan obat-obatan.

LANGKAH PERTOLONGAN PERTAMA
Bila si kecil mengalami demam, inilah beberapa langkah pertolongan pertama yang dapat dilakukan di rumah:

* Sebetulnya demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap serangan bakteri dan virus. Para ahli yakin, tubuh dapat lebih efektif melawan infeksi jika suhunya naik. Nah, jika perilaku bayi tidak berubah; tetap aktif bermain, mau minum dan makan MPASI, Anda tidak perlu memberinya obat penurun panas. Biarkan tubuhnya bekerja secara alami.

* Kenakan pada bayi baju yang tipis, nyaman, dan menyerap keringat. Hindari baju tebal, baju hangat, atau selimut tebal.

* Berikan ASI lebih banyak dan lebih sering. Bila usianya di atas 6 bulan dapat ditambah dengan air putih, kaldu ayam, kuah sayur, atau jus buah. Saat demam, penguapan cairan tubuh meningkat. Bila asupan cairan kurang karena bayi kurang minum, ini dapat menyebabkan dehidrasi ringan lantaran kebutuhan air meningkat bila suhu tubuh meningkat.

* Tempatkan bayi di ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.

* Jika suhu tubuh di atas normal tapi belum demam (antara 37,5-38 derajat Celcius) alias sumeng, bayi/anak tak perlu diberi obat penurun panas. Cukup dengan membuatnya nyaman dalam ruangan bersuhu normal dengan pakaian biasa (jangan diselimuti) dan minum yang banyak. Umumnya, temperatur manusia meningkat pada sore hari menjelang malam dan turun setelah tengah malam menuju subuh.

* Jika temperatur tubuh terlalu tinggi, bayi akan merasa tidak nyaman, tidak bernafsu makan dan minum, serta sulit tidur yang justru membuatnya makin sakit. Jika demikian, berikan kompres hangat yang dapat menurunkan suhu tubuh dalam waktu 30-45 menit. Caranya, lepaskan seluruh pakaian bayi, kemudian lap sekujur tubuhnya dengan menggunakan handuk yang telah dibasahi air hangat, lalu keringkan. Ulangi beberapa kali hingga suhu tubuhnya turun. Kalau perlu, mandikan bayi dengan air hangat. Jangan pernah gunakan alkohol karena dapat terserap menuju pembuluh darah melalui kulitnya dan merusak jaringan saraf. Jangan pula gunakan air dingin/es karena akan membuat bayi tidak nyaman.

* Gendong kanguru. Metode kanguru bisa dipakai untuk menurunkan suhu tinggi pada bayi/anak dengan cara memanfaatkan sistem pengaturan suhu tubuh ibu. Namun, cara ini hanya cocok untuk demam akibat sakit ringan. Secara psikologis gendong kanguru juga menenangkan bayi karena ia berada dalam pelukan ibu. Syaratnya, ada kontak kulit antara bayi dengan yang menggendong. Telanjangkan bayi dan dekaplah di dada di dalam baju Anda yang longgar.

* Jika suhu sudah di atas 38 derajat Celcius, berikan obat penurun panas dalam bentuk drops (dengan pipet takar untuk bayi). Hati-hati dengan dosisnya karena harus diukur berdasarkan berat badannya (lebih baik tanyakan dulu pada dokternya lewat telepon). Ada 2 kelompok obat yang disarankan yakni ibuprofen dan asetaminofen/parasetamol, yang dapat diulang setiap 4 jam sekali (untuk asetaminofen) atau 6 jam sekali (untuk ibuprofen) bila suhu tubuh masih tinggi. Lebih amannya, lakukan pengulangan hanya setelah 6 jam. Yang tidak dianjurkan untuk bayi atau anak-anak di bawah 16 tahun adalah kelompok asetosal (seperti aspirin, aspilet) dan kelompok metamisol karena dapat berakibat fatal. Penting pula diperhatikan, jangan memberi bayi 2 kelompok obat sekaligus atau obat penurun panas yang merupakan kombinasi asetaminofen dan ibuprofen.

* Ukur suhu bila perlu setiap 3 jam sekali (patokannya supaya gampang, pertama diukur pukul 6, kedua pukul 9, ketiga pukul 12, keempat pukul 15, dan seterusnya.) Atau, bisa juga setiap satu jam sekali agar lebih akurat. Catat dan berikan kepada dokter saat melakukan konsultasi. Pola suhu tubuh dapat membantu mengetahui kemungkinan penyakit yang diderita.

SEGERA HUBUNGI DOKTER ATAU BAWA KE RS BILA:
Sebetulnya, insting Anda dapat digunakan untuk menentukan kapan sebaiknya bayi yang demam dibawa ke dokter. Jadi kalau Anda memang khawatir, berapa pun suhu tubuh si kecil, hubungi atau datangi saja dokternya. Alasannya, temperatur bukan satu-satunya indikasi apakah penyebab demam itu penyakit serius atau bukan.

* Bila suhu tubuh bayi berusia 3 bulan mencapai 38,3 derajat Celcius, panduan dokter melalui telepon mungkin cukup untuk menangani demamnya. Hubungi lagi sang dokter jika suhu bayi 3-6 bulan mencapai lebih dari 38,3 derajat Celcius.

* Dalam 2 hari si kecil masih demam, padahal sudah diberi pertolongan pertama seperti yang telah disebutkan di atas.

* Demam bayi, berapa pun usianya, mencapai 38,5 derajat Celcius atau lebih, meski kejadiannya baru 1 hari. Jangan-jangan ia mengidap infeksi berat.

* Bayi gelisah, tidak dapat tidur, lesu, lemas, tidak mau makan dan minum, muntah dan atau diare (karena dikhawatirkan mengalami dehidrasi), wajah pucat atau sebaliknya kemerahan, rewel dan sulit ditenangkan, muncul batuk, telinga sakit (misalnya Anda mengira ada infeksi telinga).

* Ada bintik kemerahan yang tidak berubah warna jika dipencet atau bercak berwarna keunguan pada kulitnya.

* Bayi tampak kesulitan bernapas (napasnya berat atau bernapas terlalu cepat) padahal Anda sudah mengeluarkan ingusnya. Mungkin saja si bayi menderita asma atau pneumonia.

* Bayi mengalami kejang. IndofamilyNetHealth. (ayu/Source: Annisa Rahmah SItes)

Dikutip dari: http://www.indofamilyhealth.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan komentar